Resume Buku Layla Majnun
Layla
Majnun adalah sebuah refleksi cerita dimana seorang penyair merangkum sebuah
fenomena cinta dalam bait-bait puisi yang sarat akan makna. Penulis daripada
cerita ini adalah Syekh Nizami Ganzavi, beliau menyadur sebuah cerita yang
sangat terkenal pada masa ke-Khalifahan Umayyah. Pada zaman Umayyah, naskah
puisi sangat merajai dunia kepenulisan, dimana orang-orang dapat mencurahkan
segala sesuatu dalam puisi. Puisi menjadi sangat bermakna bahkan sebelum Islam
hadir, tepatnya pada zaman –orang menyebutnya- Jahiliyyah. Pada zaman ini
penyair adalah orang yang sangat disegani, bahkan penyair yang menjuarai
kompetisi Syair akan ditulis syairnya dengan tinta emas dan di gantung di
dinding Ka’bah. Para penyair ini disebut dengan Ashabul Mu’allaqot, salah satu
dari penyair ini bernama Umru’ul Qays.
Umru’ul Qays merupakan seorang
penyair yang terkenal dengan puisi cintanya, ia menggambarkan cinta dalam
pandangan yang berbeda dan penuh dengan realita. Ia menggambarkan wanita
sebagai kijang yang panjang lehernya. Dan di dalam buku Layla majnun, puisi
cinta Umru’ul Qays banyak di sajikan disela-sela alur cerita. Bahkan, dalam
buku ini Qays menjadi tokoh utama sebagai pria yang tergila-gila mencintai
seorang wanita keturunan bangsawan bernama Layla.
Layla merupakan anak seorang
bangsawan kaya raya di Jazirah Arab, parasnya memikat dan ia memiliki tubuh
yang indah. Pria mana yang tidak terpikat dengan kecantikan seorang wanita,
karena wanita itu adalah perhiasan sekaligus fitnah dunia. Pada saat itu Qays
sangat mencintai layla sejak pandangan pertama. Ia mencoba mendapatkan hati
Layla dengan terus berbalas surat dengannya. Puisi yang disisipkan Qays dalam
setiap suratnya mungkin sangat berkesan di hati seorang Layla, karena puisi
yang Qays buat adalah puisi yang menggambarkan jiwanya secara utuh dan tentu
setiap baitnya pun sangat menyentuh. Hingga pada akhirnya cinta sejati Qays pun
terbalaskan.
Setelah mendapat angin segar dari
Layla, Qays pun memberanikan diri untuk meminangnya. Ia dan ayahnya yang seorang
bangsawan mendatangi rumah Layla dengan beberapa kantong emas. Namun, harapan
tidak sesuai dengan kenyataan, lamaran Qays ditolak mentah-mentah oleh keluarga
Layla dengan alasan putri mereka terlalu berharga untuknya. Qays dan ayahnya
sangat terpukul dengan hal itu, Abu Qays merasa mendapatkan sebuah penghinaan
besar, karena beliau pun adalah seorang bangsawan di daerahnya. Abu Qays pun
melarang Qays untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan Layla. Layla pun
demikian, ia tidak diperbolehkan keluar dari rumah karena sebentar lagi ia akan
dijodohkan dengan seorang putra raja negeri sebrang.
Hati siapa yang tak terkoyak
mendengar sang pujaan hati akan menikah dengan orang lain.Qays pun merasakan
hal yang sama, dunia seolah hancur dan batu besar serasa menimpa dadanya dengan
tiba-tiba. Waktu berlalu dan hari pun berganti, Layla telah memiliki pasangan
hidup dan Qays hanya seperti itu, menjadi gelandangan karena mendapat
pengusiran dari ayahnya. Qays menjadi seseorang yang gila, hatinya remuk dan
jiwanya telah hilang melayang. Ia dibutakan oleh cinta Layla hingga ayahnya
mengusirnya. Ia hidup bak seekor Singa, mengaum dengan suara lantang bersyair
untuk seorang kekasih yang hilang. Qays terus mengembara, hingga sampailah ia
di sebuah lembah yang penuh dengan hewan yang ikut pula merasakan
penderitaannya. Pagi dan petang ia habiskan dengan bersyair, bersyair dengan
suara yang lantang. Hewan-hewan pun duduk mengelilinginya seolah-olah faham
akan penderitaan yang sedang dialaminya. Ia merasa telah kehilangan dunia,
hanya Layla yang ada di benak nya. Suara, senyuman, dan paras Layla seolah
telah terpatri dengan kuat didalam hatinya. Layla,layla,layla sungguh malang
nasibnya, dijodohkan dengan seseorang yang tak dicintainya.
Sementara itu, di kota telah
tersebar bahwa Qays menjadi gila, ia pergi ke lembah untuk mengenang
kekasihnya. Berita pun sampai di telinga Layla, Layla yang merindukan seorang
Qays merasa sangat bersalah. Bahkan, kehidupan dengan suaminya pun tak berjalan
dengan harmonis. Lalyla sering mendapatkan perlakuan tak wajar dari suaminya
hingga suatu ketika Layla jatuh sakit. Beban yang ditanggung Layla sangat
besar, ia merasakan dosa yang tak dapat ditebus karena membuat seseorang Qays
tersiksa. Belum lagi kekerasan yang ia dapatkan dari suaminya membuat ia
terpuruk dan semakin jatuh. Hingga suatu hari Layla menemui ajalnya dan berita
pun tersebar.
Seorang sahabat pergi mencari
keberadaan Qays untuk menyampaikan berita duka ini dan sampailah ia di sebuah
lembah, dimana seorang pemuda yang sudah tak dikenal wajahnya tengah bersyair.
Seketika Qays terhenti setelah mendengar berita pahit itu. ia lalu berlari
menuju pemakaman Layla diikuti oleh segerombol hewan yang setia menemani dan
mendengarkan syair-syair nya. Sesampainya di pemakaman, diratapinya nisan Layla
dan ia ucapkan salam perpisahan. Namun tidak berhenti sampai disitu, Qays
membenturkan kepalanya ke nisan Layla beberapa kali hingga darah mengucur dari
pelipisnya. Ia terus memeluk nisan Layla, dan ia tak pernah beranjak dari sana.
Dikelilingi oleh hewan-hewan yang setia menemaninya, ia memeluk nisan Layla
hingga ajal menemuinya.
Sebuah pengorbanan cinta digambarkan
dalam buku ini secara utuh. Qays tak mendapatkan cintanya hingga ajal
menjemputnya. Semoga Layla tau hal itu~
Oleh : Ismiati Varhani
HIMI Persis PK UNPAD
0 comments:
Post a Comment